Butuh rekomendasi tempat rekreasi untuk keluarga anda? Mungkin anda bisa mencobanya di Tarusan Kamang. Danau Tarusan Kamang awalnya merupakan sebuah lapangan luas yang biasa dijadikan tempat mengembalakan ternak oleh penduduk setempat. Tapi uniknya, lapangan luas tersebut sewaktu-waktu akan dibanjiri air sehingga menjadikannya seperti danau dan akan membutuhkan waktu yang lama untuk kering kembali. Konon katanya, terdapat sebuah lubang besar tempat masuk dan keluarnya air yang hingga saat ini tidak diketahui arahnya, sehingga menjadi sebuah misteri darimana air di Tarusan Kamang ini berasal. Namun inilah yang menjadi tempat ini sangat indah dan unik untuk dijadikan sebuah tempat wisata keluarga yang menyenangkan.
Dulu tempat ini hanyalah sebuah padang luas yang sama sekali tidak diperhatikan untuk menjadi tempat wisata. Namun karena ada salah seorang fotografer (Erison J Kambari) yang mengabadikan tempat ini sehingga diketahui khalayak ramai, dan juga sempat dijadikan lokasi syuting film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, tempat ini menjadi ramai dan diberi nama Danau Tarusan Kamang. Hal ini diungkapkan oleh Rizki Hidayat, mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi di Padangpanjang yang berkampung halaman di Kamang.
Danau yang berlokasi di Tarusan, Kamang Magek, Kabupaten Agam ini dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang 30 menit saja dari Kota Bukittinggi. Dari Bukittinggi kita berjalan menuju arah Payakumbuh. Setelah sampai di Simpang Limau (depan Hotel Pusako), kita belok kiri, lalu jalan terus lurus hingga menemukan pertigaan dan berbelok ke kiri lagi. Setelah menemukan Tugu Pakan Sinayan berwarna putih, yang biasanya disana ada yang berjualan sate, kita belok ke kanan sampai menemukan jembatan Tarusan.
Untuk menuju Danau Tarusan Kamang ini, kita juga bisa menaiki angkot dari terminal Aur Kuning, Bukittinggi dengan kode “01 Kamang” yang langsung ke Tarusan. Tapi jangan lupa untuk menanyakan pada sopir angkotnya apakah tujuannya ke “Pecong”. Jika tidak ke Pecong, angkot hanya akan sampai tower. Namun sampai di jembatan Tarusan Kamang kita harus berjalan sedikit lagi untuk menuju lokasi ini. Hanya lima menit. Tidak terlalu capek ya? Bukankah untuk mendapatkan sesuatu yang indah kita butuh usaha dan pengorbanan?
Sebelum masuk ke lokasi, bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi diharapkan pengunjung untuk memarkir kendaraan mereka di tempat yang telah disediakan dan tidak membawanya ke lokasi yang dipenuhi rumput. “Rumputnya nanti bisa rusak, dan mengurangi keindahan hijaunya tempat ini” ungkap Rizki.
Untuk menuju “pulau” ditengah danau, pemuda setempat memfasilitasi dengan rakit penyeberangan. Cukup dengan membayar Rp 5.000 saja, mereka akan mengantar kita ke tengah dan menjemput kita untuk kembali.
Selamat berlibur dan berakhir pekan...salam backpacker
0 komentar:
Post a Comment